Jogja memang tempat yang memiliki beribu kebudayaan salah satunya kesenian jathilan. Jathilan merupakan kesenian tari dengan menyatukan unsur tarian dengan spiritual. Biasanya properti yang di gunakan adalah jaran kepang atau kuda kepang yang terbuat dari anyaman bambu dan biasanya tarian di iringi dengan musik gamelan. Gamelan yang di pakai berupa gong, kenong, drum, kendang dan seruling. Jumlah penari biasanya antara 6 sampai 12 orang penari dan biasanya dibagi menjadi 2 yaitu penari putra dan penari putri. Biasanya tarian di tarikan dengan berjejer secara bersama-sama dengan menari tarian jathilan.
Kesenian jathilan juga di sebut tarian kuda lumping. Kesenian jathilan sudah berkembang sejak zaman mataram di Yogyakarta. Kata jathilan berasal dari bahasa jawa “jan” dan “thil-tilan“ yang berarti benar-benar tidak beraturan. Untuk menari tarian jathilan awalnya penari menari dengan berbaris berjejer dengan beraturan dan sangat pelan mengikuti iringan gamelan. Seiring berjalannya waktu para penari akan kemasukan roh halus orang Jawa biasa menyebutnya dengan “ndadi“. Setelah itu biasanya para penari akan melakukan atraksi-atraksi yang berbahaya seperti memakan kaca, bunga, menyan, kemudian ada yang berguling di atas bara api. Ada juga yang dipecuti tapi tidak kesakitan dan masih banyak atraksi yang berbahaya lainnya.
Kesenian jathilan dipentaskan sebagai sarana penghadiran roh-roh halus. Jadi, sebelum pementasan di mulai biasanya para pawang melakukan ritual di tempat pementasan dengan tujuan untuk meminta izin pada penguasa tempat agar tidak mengganggu jalannya pementasan jathilan. Pawang di sini bertugas sebagai pengatur jalannya pertunjukan serta yang bertugas sebagai pemanggil roh halus dan mengeluarkan dari tubuh penari yang kerasukan. Biasanya pada sekitar tempat untuk menari terdapat bambu yang di bentuk pagar melingkar tujuannya sebagai pembatas antara penari jathilan dan penonton. Jika dirasa sudah cukup lama maka roh halus yang ada pada tubuh penari di keluarkan oleh pawang.
Kini kesenian jathilan sudah banyak berkembang di kota Jogja dan sekitarnya. Kesenian jathilan juga sudah banyak mengalami perubahan dan banyak gaya baru serta versinya. Pada tahun 2008 tercatat terdapat 48 grub jathilan yang aktif di Kota Jogja. Pagelaran pentas kesenian jathilan banyak di temukan di daerah taman Candi Prambanan. Biasanya pentas jathilan yang ada di Candi Prambanan untuk menyambut turis lokal maupun turis mancanegara. Pentas jathilan biasanya ada saat libur akhir tahun atau libur lebaran.
Jadi untuk Sobat Properti yang ingin menyaksikan pagelaran kesenian jathilan di candi prambanan bisa datang waktu libur lebaran atau liburan akhir tahun ya Sobat Properti !
Leave a Reply